AirAsia, The Budget Airline
|
AirAsia, The 'Budget Airline' |
Liburan kali ini, kami menggunakan maskapai AirAsia yang
terkenal sebagai 'budget airline' / 'low cost carrier' atau 'low cost airline' dengan aneka promo menariknya. Dan ini
adalah kali pertama kami menggunakan maskapai ini. Antusiasme kami telah
dimulai sejak kami mencari tiket di maskapai ini. Pilah-pilih destinasi
mendarat, pilah-pilih tanggal, sesuaikan dengan cuti kantor dan kalender merah
nasional, sekaligus memilih opsi fasilitas apa saja dari AirAsia yang perlu
kami ambil. Extra bagasi, in-flight meal, asuransi hingga skybus
yang akan membawa kami dari LCCT menuju KL Sentral. Apa itu LCCT dan apa itu KL
Sentral ? Terus baca aja ya :)
Sempat terlintas sedikit rasa cemas karena pelayanan yang
dipilah-pilah sesuai kebutuhan tiap penumpang ini; “diprithili” kalo
dalam bahasa jawa :) Bukannya takut berangkat dengan penerbangan hemat, tapi
takut jika ada biaya tak terduga muncul tanpa diketahui. Namun dengan
ketelitian membaca dan persiapan yang matang, tentu saja tidak ada yang perlu
diragukan, apalagi ditakutkan lagi. Setelah semuanya siap, checking paspor, booking
tiket, check in online, atur cuti kantor, packing, dan
akhirnya... Siap berangkat.
Oya, lupa kami sampaikan, tujuan liburan kami kali ini
adalah Kuala Lumpur dan Penang Malaysia. Berikut adalah kisahnya, kami bagi
dengan anda :)
And The Trip is Begin
Perjalanan kami mulai dari rumah, tepat pukul 04.50
BBWI. Jadwal keberangkatan pukul 08.35, yang berarti boarding time pukul
07.55, mengharuskan kami tiba di airport minimal pukul 07.00 untuk melakukan drop-in
baggage. Taxi tiba persis saat kami selesai shalat subuh, sehingga kami
dapat langsung berangkat. And our trip is begin :)
Thanks to Tol Cijago (Cinere–Jagorawi) yang membebaskan
kami dari keharusan bermacet ria keluar kota Depok yang sangat padat ini.
Perjalanan lancar membawa kami tiba di Bandara Soekarno–Hatta tepat pukul
05.50, dan memberikan kami keleluasaan waktu untuk sarapan dan bersiap-siap
memulai perjalanan liburan kami.
Terminal 3 Bandara Soekarno – Hatta
|
Terminal 3 Soekarno-Hatta Airport |
Terminal yang baru beroperasi sekitar 3-4 tahun ini secara
garis benar masih terlihat benar sebagai terminal yang baru. Dengan disain yang
modern, minimalis namun tetap nyaman dan cukup informatif, terminal ini cukup
memompa semangat untuk bepergian. Tidak seperti 2 terminal lainnya yang
terkesan bak terminal bis biasa yang ramai, kuno, kumuh dan benar2 sudah tak
layak menjadi cermin pintu gerbang negara kita yang terkenal indah dan ramah.
Hanya soal kebersihan dan ketertiban dari penyelenggara saja yang harus makin
ditingkatkan agar pelayanan terhadap para pengguna bandara ini makin meningkat
pula. Selain itu, kualitas media informasi juga harus ditingkatkan agar mampu
mendidik dan meningkatkan disiplin para pengguna bandara ini. Sayang bukan jika
bandara yang baru, modern dan bagus ini bernasib sama dengan 2 terminal
terdahulunya, menjadi kumuh, dan kotor tak menarik ???
|
Internasional Boarding Room Terminal 3 Soetta Airport |
Karena telah melakukan online check-in,
setelah selesai drop-in baggage, kami dapat segera masuk ke ruang tunggu
penerbangan. Di sana kami sempat sarapan dan keliling ke kios-kios suvenir yang
ada di ruang tunggu lt. 2 terminal 3.
Penerbangan sedikit terlambat karena pesawat baru saja
datang dari Kuala Lumpur. Kalo kata teman seperjalanan, namanya juga ‘terbang
hemat’, molor-molor dikit wajar
laaahhh J Setelah
menunggu sekitar stengah jam, akhirnya pukul 08.15 BBWI kami masuk pesawat.
Hmmm…. Akhirnyaaaa, kita terbang. Malaysia, here we comeeee !!! :)
Low Cost Carrier Terminal (LCCT) Kuala Lumpur & Skybus
Perjalanan berlangsung lancar seperti halnya menggunakan
maskapai penerbangan normal lainnya, sampai kita mendarat pukul 11.35 waktu
setempat di Low Cost Carrier Terminal (LCCT) alias Terminal Penerbangan
Hemat Kuala Lumpur.
LCCT adalah bandar udara kelas ekonomi bagi penerbangan komersil ekonomis seperti
AirAsia, Tiger Airways, Cebu Air dan Firefly yang sekarang lebih terkenal
dengan istilah ‘budget airline’. Ya,
LCCT merupakan solusi bagi penerbangan yang tidak membutuhkan fasilitas yang
berlebihan. Intinya, pelayanan dasar dengan tetap tidak mengesampingkan faktor
keselamatan, kesehatan dan kenyamanan yang secukupnya.
|
Tidak ada Garba Rata Maupun Bis Melayani Penumpang |
Tidak ada garba-rata maupun bis AC yang menjemput para penumpang di ujung tangga pesawat. Kita harus menuruni tangga manual dan
berjalan kaki melewati lorong mirip hanggar kecil menuju terminal kedatangan, yang berbentuk bangunan
sederhana berjajar disepanjang areal kedatangan pesawat. Membaca kalimat di atas pasti langsung terbayang
suasana panas menyengat serta peluh bercucuran membasahi
sekujur tubuh saat kita melakukannya. Benarkah begitu ?
|
Salah satu duty free shop di LCCT |
Salah besar. Walaupun namanya “low cost” dan para
penumpang harus berjalan kaki dari pesawat menuju terminal kedatangan, tidak
berarti semua fasilitasnya lantas berkualitas “low” alias murahan.
Begitu masuk pintu ruang terminal kedatangan, hawa sejuk langsung menerpa
sekujur tubuh. Jajaran petugas di deretan meja imigrasi telah menunggu para
penumpang yang baru turun dari pesawat, siap melayani dengan sigap, cepat dan
tetap sopan. Antrian tak sampai 30 menit sudah habis terlayani. Pengambilan dan
pemeriksaan bagasi juga berlangsung cepat dan tertib, tanpa antrian panjang
yang berarti. Sejumlah 'duty free shop', “money changer”, beberapa
stan operator selular dan sistem transportasi publik yang komprehensif juga
melengkapi fasilitas dalam terminal kelas ekonomi ini.
Saat melangkah keluar dari terminal LCCT, para penumpang
segera menemukan beberapa supir taxi yang menawarkan kendaraan mereka, namun
tidak sampai mengerumuni, hingga para penumpang tetap bisa leluasa memilih moda
transportasi yang akan mereka gunakan jika tidak ada yang menjemput. Sementara
di bagian luar terminal LCCT juga terdapat beberapa gerai makanan dan minuman
waralaba lokal maupun asing yang cukup terkenal. Saya sempat melihat ada gerai McDonald’s, Coffee Bean, Asian
Kitchen dan Old Town White Coffee yang cukup luas untuk melayani penumpang
LCCT.
|
AirAsia Skybus Platform to KL Sentral |
Untuk menuju tengah kota Kuala Lumpur, karena telah
memesan tiket SkyBus secara online dengan harga 7 MYR per orang, kami
hanya tinggal harus berjalan menuju pangkalan, naik ke bis, menunjukkan tiket
pesawat pada petugas dan duduk manis menikmati pemandangan sepanjang
perjalanan. Proses ini mirip dengan mencari bus DAMRI di Bandara Soekarno-Hatta,
bedanya hanya jumlahnya yang lebih banyak, dan kondisi bis yang lebih baru.
Bagi penumpang yang belum memesan tiket dapat menikmati fasilitas skybus dengan
membeli tiketnya di dalam terminal LCCT, dengan harga sedikit lebih mahal (+
2–3 MYR lebih mahal).